Jumat, 20 Juli 2012

Zen Membebaskan Pikiran









Jari Telunjuk dan Bulan

Suatu hari seorang biksu menemui Master Hui Neng (salah satu patriarch Zen di Cina) sambil membawa kitab Buddha. Katanya, 'guru saya tidak mengerti dengan sutra (ajaran Buddha) di halaman sekian'. Kata si guru, 'bacakanlah untukku'. Si biksu bertanya, 'bukankah guru seharusnya sudah hafal isi kitab ini di luar kepala? Jangan2 guru...'. Jawab Hui Neng, 'benar sekali muridku, aku buta huruf sejak kecil. Jadi tidak mungkin bagiku untuk hafal isi sebuah kitab'. Si biksu kaget dan marah, 'jadi selama ini aku diajarkan oleh orang yang tidak bisa membaca dan menulis? Percuma aku belajar Zen darimu, tidak ada gunanya!'.

Jawab Hui Neng dengan tenang, 'muridku, tenanglah. Kau tahu apa ini?', katanya sambil mengangkat telunjuknya. Jawab si murid, 'itu adalah jari telunjuk'. Hui Neng menunjuk bulan sambil bertanya, 'kalau itu apa?'. Jawab si murid, 'itu adalah bulan'.

'Kalau tidak kutunjuk dengan telunjukku, apakah kau bisa melihat bulan?'. Si murid bertambah bingung. Lanjut Hui Neng, 'telunjuk adalah kitab dan semua ajaran di dunia. Rembulan adalah kebenaran. Muridku, aku sudah bisa melihat rembulan tanpa bantuan telunjuk, bagaimana denganmu?'. Si murid pun tersadar dan memohon maaf.

Zen Membebaskan Pikiran.Pdf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar